Pages

Subscribe:

Senin, 22 Oktober 2012

BAGAIMANA BERIMANNYA NABI IBRAHIM?


Judul
:

Penulis
Landasan/Dalil
:
:
Drs Izharman LM M.Ag
QS. Al-An'am: 76-79




Berbicara tentang masalah Qurban dan Haji seorang muslim tidak bisa melupakan dua tokoh berpengaruh yaitu nabi Ibrahim As dan anaknya nabi Ismail As, walaupun perintah qurban yang pertama kali bukanlah pada nabi Ibrahim sebab dizaman nabi adam  anaknya habil dan abil juga ada semacam qurban, sebelum lebih jauh menitik beratkan tentang qurban ada baiknya kembali diingatkan tentang berimannya nabi Ibrahim As.
Pada zaman nabi Ibrahim banyak masyarakat yang menyembah berhala bahkan ayah beliau sendiri pemahat patung berhala, bayangkan kaum muslimin, betapa sulitnya tantangan yang akan beliau hadapi menjelang berimannya nabi Ibrahim, salah satu hikmah dari kisah nabi Ibrahim ini cukup jadi alasan bagi kita, agar tidak mengidentikkan seorang ayah dengan anak, walaupun pengaruh ayah dan ibu ada dalam menjadikan seorang anak beriman atau tidak kepada Allah swt, jangan terjadi lagi ditengah masyarakat saat anak yang salah yang ditanya siapa orang tuanya, padahal orang tua si anak tidak pernah mengajarkan keburukan pada anaknya.
Dizaman nabi Ibrahim juga hidup seorang raja yang terkenal dengan kekejamannya, namanya Namrud, ini juga tantangan bagi beliau menjelang mendapat hidayah iman yang tangguh, secara singkat dikisahkan. Pada suatu ketika Namrudz mendapat firasat yang menunjukkan, bahwa kelak akan lahir seorang anak laki-laki yang dapat menggulingkan kekuasaannya. Saat itu Namrudz menjadi gelisah dan cemas, akan firasatnya yang benar-benar akan terjadi. Maka Namrudz mengeluarkan undang-undang kerajaan, bahwa tidak ada satupun yang hidup dari bayi laki-laki dalam tahun ini, bila ada bayi laki-laki yang lahir id tidak akan segan-segan untuk membunuhnya, ia pun memerintahkan seluruh prajuritnya untuk menyebar kesegala penjuru daerah untuk mendata perempuan yang sedang hamil. Tanpa ada rasa kemanusiaan semua bayi laki-laki yang baru saja lahir langsung dibunuh.
Donut: 1Ketika Nabi Ibrahim dilahirkan, ayahnya tidak kuasa untuk membunuh anaknya, nabi Ibrahim kemudian dibuang saja oleh ayahnya ke dalam hutan dengan fikiran nabi Ibrahim akan mati juga dimakan binatang buas. Tetapi kehendak Allah diluar kemampuan akal manusia, nabi Ibrahim dalam penjagaan Allah sehingga tak satupun binatang buas yang berada didalam hutan untuk mengganggu atau memakannya, bahkan nabi Ibrahim dalam keadaan sehat, karena Allah telah memberikan bila Nabi Ibrahim mengisap jarinya maka keluarlah madu yang manis, sehingga dengan demikian nabi Ibrahim tidak merasa lapar dan haus. Tentu saja kejadian ini adalah aneh bagi kita, namun bagi Allah itu mudah, karena Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Inilah yang dinamakan IR-HASH, yaitu sesuatu keganjilan luar biasa yang terdapat pada diri Rasul semasa kecilnya dengan izin Allah Swt. Setelah serang beberapa lama kemudian, ayah beserta ibunya mencoba menengok anaknya di gua tempat Nabi Ibrahim disembunyikan. Mula-mula mereka berkeyakinan anak pasti sudah mati, setelah mereka sampai disana, mereka terkejut melihat anaknya dalam keadaan sehat-sehat saja. Sejak itulah mereka sering menengok nabi Ibrahim secara sembunyi- sembunyi. Selama satu tahun nabi Ibrahim tinggal didalam gua, setelah umur nabi Ibrahim satu tahun, orang tuanya membawa nabi Ibrahim pulang kerumah, karena masa pemberlakuan undang-undang kerajaan yang memerintahkan bahwa jika yang lahir anak laki-laki harus dibunuh. Semakin hari nabi Ibrahim semakin dewasa, ia pun mulai bertanya kepada orang tuanya, siapa yang menciptakan alam.
"Wahai ibu dan ayahku, siapa yang telah menjadikan aku ini? Jawab ayahnya, ''Ayah dan Ibu yang menjadikan kamu, karena kamu lahir disebabkan kami". Kemudian Ibrahim bertanya lagi: "Dan siapa pula yang menjadikan Ayah dan Ibu? Jawab orang tuanya: "Ya Kakek dan nenekmu." Demikian tanya jawab seterusnya sampai ketitik puncak, nabi Ibrahim menyatakan: "Siapakah orang pertama yang menjadikan semua ini? Maka orang tuanya tidak bisa menjawab, karena mereka tidak tahu kepada Tuhan. Ibrahim kemudian bertanya kepada orang lain, namun mereka semua tidak bisa menjawab. Nabi Ibrahim kemudian menggunakan akal dan fikirannya untuk mencari Tuhan Sang Pecipta alam semesta ini, karena akal manusia sangat terbatas, nabi Ibrahim gagal untuk mengetahui siapa sebenarnya yang telah menciptakan alam semesta ini.
rman Allah Swt.  "Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang, katanya: Inilah Tuhanku...? Maka setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: Saya tidak akan berTuhan pada yang terbenam. Kemudian ketika melihat bulan purnama, iapun berkata lagi: Inilah Tuhanku...? Setelah bulan itu lenyap, lenyap pula pendapatnya berTuhan kepada bulan itu, seraya berkata: Sungguh kalau tidak Tuhan yang memberi petunjuk, tentu saya menjadi sesat. Maka ketika siang hari, nampak olehnya matahari yang sangat terang, ia pun berkata: Inikah Tuhanku yang sebenarnya...? Inilah yang lebih besar. Setelah matahari terbenam, iapun berkata: Hai kaumku! Saya tidak mau mempersekutukan Tuhan seperti kamu. Saya hanya bertuhan yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan sekali-kali saya tidak mau menyekutukanNya." (QS. Al-An'am: 76-79) Itulah cara Nabi Ibrahim as. mencari Tuhan dengan menggunakan akal fikiran untuk memperhatikan alam sekitarnya.
Akhirnya Allah memberikan hidayahnya, nabi ibrahimpun menjadi rasul yang ketauhidannya tidak diragukan lagi, bahkan sampai pada suatu ujian penyemblihan anaknya, dikisahkan saat Nabi
 Ibrahim berusia 100 tahun beliau belum juga dikaruniai putra oleh Allah dan beliau selalu  berdoa:
Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku seorang anak yang saleh" (Q.S 37:100)  Kemudian dari istrinya yang kedua yakni Siti Hajar yang dinikahinya ketika Nabi  Ibrahim mengadakan silaturahmi ke Mesir (setiap kedatangan pembesar diberi hadiah  seorang istri yang cantik oleh pembesar Mesir). Dari Siti Hajar lahirlah seorang putra  yang kemudian diberi nama Ismail, ia lahir di tengah-tengah padang pasir kemudian dikenal dengan Mekkah.
Pada saat Nabi Ibrahim diberi petunjuk oleh Allah, agar meninggalkan istrinya Siti Hajar  dengan seorang putranya yang baru lahir dan ia disuruh menemui istrinya yang  pertamanya yakni Siti Sarah yang berada di Yerussalem kota tempat Masjidil Aqsho.  Beliau meninggalkan beberapa potong roti dan sebuah guci berisi air untuk Siti Hajar  dan Ismail.  Pada waktu Siti Hajar kehabisan makanan dan air, ia melihat disebelah timur ada air yang ternyata adalah fatamorgana yaitu di Bukit Safa.
Di situ Ismail ditinggalkan dan Siti  Hajar naik Kebukit Marwah serta kembali ke Sofa sampai berulang tujuh kali, tapi tidak  juga mendapatkan air sampai ai kembali ke Bukit Marwah yang terakhir. Ia merasa  khawatir terhadap anaknya barangkali Ismail kehausan dilihat kaki Ismail bergerak-gerak  diatas tanah dan tiba-tiba keluar air dari dalam tanah. Siti Hajar berlari kebawah sambil  berteriak kegirangan :"zami-zami?" itulah kemudian menjadi sumur Zam-zam. Di situlah Siti Hajar  dan Nabi Ismail di padang pasir yang kering kerontang yang ditinggalkan oleh Nabi  Ibrahim dan ditempat itulah Allah SWT. Menetapkan sebagai tempat ibadah haji.  Bersambung…!!!



 
Pembina         : Drs. H Khudri Yusuf M.Pd, Penulis Ridho Fernanda

0 komentar:

Posting Komentar